Asyyk….
Pohon rambutan berbuah labu.
Sumpah!! Di pohon mangga Yang Uti bergelantungan buah labu.
Baru 2 bulan yang lalu di halaman belakang muncul tunas tanaman merambat.Baru sebulan lalu baru diketahui itu adalah tanaman labu (jawa: waluh). Tapi 1 minggu yang lalu kami sudah bisa menikmati buah labu matang. Cepat sekali bukan?
Diperkirakan buah labu ini tumbuh dari biji yang dibuang di tempat sampah pekarangan. Dibuang secara asal, pokoknya jauh dari tata cara menyemai benih pelajaran tanam-menanam. Nah dari sampah itu muncul tunas labu, lalu menjadi besar, besar, dan merambat. Benar2 mirip ungkapan tentang kesuburan tanah jawa “gemar ripah loh jinawi, thukul tanpo tinandhur”
Merambat kemana-mana. Ke tanah, ke tali jemuran, ke atap, (alhasil, sekarang pekarangan jadi teduh, eyup dipayungi rambatan tanaman labu tadi) dan ke pohon mangga. Pemandangan yang aduhai sekali. Dan di ujung-ujung pohon mangga terjulur sulur rambatan tanaman labu. Indah nian kebun Eyangku.
Ajaib. sekali! Tiba2 kami menemukan buah labu masak seukuran padasan (padasan: tempat air untuk berwudlu, terbuat dari tanah liat -red) jatuh di tanah. Nyam !!
Jatuh di bawah pohon mangga, jauh dari pohon asalnya.
Saat ini terhitung sudah ada belasan buah labu. 3 buah besar dan lainnya kecil hingga tanggung.
Mungkin 1 minggu lagi ada 5 buah labu matang.
Labu, benar2 buah yang bagus, baik hati, tidak sombong.
Deg..deg.. kayaknya enak. Buah labu pertama yang jatuh tempo hari dibagi untuk Yang uti, mama, dan tetangga. Bener2 nyam stelah dirubah jadi kolak.
Ada yang mau? hehehe
oiya.. Agaknya ungkapan "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" perlu dikaji ulang
Hehehe
Baca lanjutannya...